Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) terus berupaya mencapai cita-citanya operasi nol bersih pada tahun 2028 dan pendanaan pada tahun 2060.
Sejalan dengan tujuan tersebut, penyaluran pinjaman ramah lingkungan (green loan) BNI tumbuh sebesar 23% secara compound year (CAGR) mencapai Rp67,4 triliun pada akhir Maret 2024 dibandingkan Rp29,5 triliun pada akhir Desember 2020. Penyaluran pinjaman ramah lingkungan memiliki porsi sebesar 14,2% terhadap total pinjaman grosir, sedangkan pada Desember 2020 hanya sebesar 7,8%.
“Salah satu bentuk penyaluran kredit hijau adalah pembiayaan akuisisi Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTB) Sidrap berkapasitas 75 Megawatt Peak (MwP) di Sulawesi Selatan senilai Rp 1,6 triliun,” ujar Direktur Manajemen Risiko David Pirzada saat pemaparan di BNI. kinerja triwulan I -2024 secara virtual, Senin (29 April 2024).
Di sisi lain, ia mengungkapkan, BNI telah mengoptimalkan penyaluran green bond senilai Rp5 triliun pada sektor energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, pengolahan limbah, bangunan ramah lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam.
David melanjutkan, Bank Negara juga memberikan perhatian khusus terhadap risiko transisi yang dihadapi peminjam dan telah memperkenalkan Sustainability Linked Loan (SLL) untuk mendukung penerapan prinsip-prinsip ESG, termasuk transformasi energi peminjam.
Hingga akhir Maret 2024, BNI telah menyalurkan SLL senilai Rp4,9 triliun kepada perusahaan-perusahaan terkemuka di industri semen, baja, dan agroolahan.
“Sebagai bukti pencapaian BNI di bidang pengelolaan keuangan berkelanjutan, BNI berhasil mempertahankan peringkat A MSCI dan Medium Risk Rating Sustainalytics dengan skor 21,4 pada akhir Maret 2024,” tutupnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel lain
BNI berencana melepas global bond senilai $500 juta, berikut detailnya
(mkh/mkh)
Quoted From Many Source